Miracle Masterplan Indonesia Usung Bisnis Konsep Ekonomi Digital Dengan Nama MMI Reborn

Mau 🅹🅾🅸🅽 MMI Jalan 1 kaki tusuk sate...Tetap Dapat Bonus MONOLEG 👉 POWERLINE Web support Klik disini Masuk Grup WA Klik Disini

Memasuki era digital banyak dimanfaatkan sejumlah perusahaan bisnis untuk mengembangkan perekenomian serta menciptakan lapangan kerja. Bersama Miracle masterplan indonesia kita ciptakan peluang bisnis yang spektakuler.

Salah satunya, PT Miracle Masterplan Indonesia ( MMI Reborn) yang mengusung konsep ekonomi digital melalui bisnis berjenjang dengan sistem multi level marketing (MLM) dan konsep gotong royong saling menguntungkan.

Founder MMI Reborn, Indra Gouw, mengatakan Masterplan dibentuk melalui sistem marketing plan yang inovatif dan revolusioner serta mengajak seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial untuk bergabung dan mendapatkan penghasilan.

“Bagi siapapun bisa bergabung bertumbuh dan berkembang melaju bersama-sama dengan konsep new mind yang modern. Masterplan siap menjadi bagian masa depan dan membantu mewujudkan Indonesia Emas,” ujar Indra melalui keterangan tertulisnya di Surabaya, Kamis (8/2/2024).

Menurutnya, MMI Reborn yang berkantor pusat di Jakarta itu bertekad menciptakan satu juta lapangan pekerjaan melalui sistem berjenjang multi level marketing (MLM) dengan membangun ekonomi digital dengan membangkitkan budaya gotong royong yang bersifat komunitas dan saling menguntungkan.

“Beberapa keuntungan bergabung dengan MMI Reborn dan mendapatkan satu reward, yakni menggunakan sistem Cycle Happiness (lingkaran kebahagiaan), satu-satunya sistem revolusioner yang tidak ada ada di perusahaan lain,” tambah CEO MMI Reborn, Robert Ben Tanata,

Karena dengan sistem ini kata Robert, semua akan menang dan diuntungkan.

Commissioner MMI Reborn, Mardigu Wowiek Prasantyo yang akrab disapa Bossman Mardiguw, menambahkan MMI Reborn dibentuk karena keresahan dari para pelaku bisnis di Indonesia yang melihat tingkat pengangguran yang terus meningkat.

“Masterplan ini menjawab kegelisahan dari mereka. Dalam empat tahun terakhir, tingkat pengangguran dari 9 juta meningkat menjadi 11 juta orang. Hal ini bukan karena faktor ekonomi yang memburuk, namun karena berubahnya cara berbisnis di dunia,” pungkasnya.